Jumat, 25 Januari 2019

Apa yang Anda ketahui mengenai COBIT (Control Objective for Information and Related Technology)?

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sebuah proses model yang dikembangkan untuk membantu perusahaan dalam pengelolaan sumber daya teknologi informasi (IT). Proses model ini difokuskan pada pengendalian terhadap masing-masing dari 34 proses IT, meningkatkan tingkatan kemapanan proses dalam IT dan memenuhi ekspektasi bisnis dari IT.
COBIT menciptakan sebuah jembatan antara manajemen TI dan para eksekutif bisnis. COBIT mampu menyediakan bahasa yang umum sehingga dapat dipahami oleh semua pihak. Adopsi yang cepat dari COBIT di seluruh dunia dapat dikaitkan dengan semakin besarnya perhatian yang diberikan terhadap corporate governance dan kebutuhan perusahaan agar mampu berbuat lebih dengan sumber daya yang sedikit meskipun ketika terjadi kondisi ekonomi yang sulit.
Fokus utama dari COBIT ini adalah harapan bahwa melaui adopsi COBIT ini, perusahaan akan mampu meningkatkan nilai tambah melalui penggunaan TI dan mengurangi resiko-resiko inheren yang teridentifikasi didalamnya.
COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA). Saat ini pengembangan terbaru dari standar ini adalah COBIT Edisi 5.0.

Manfaat yang diberikan oleh informasi dan teknologi pada perusahaan :
  1. Menjaga kualitas informasi untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis.
  2. Menghasilkan nilai bisnis dari investasi pemanfaatan IT , yaitu mencapai tujuan strategis dan merealisasikan manfaat bisnis melalui penggunaan IT yang efektif dan inovatif.
  3. Mencapai keunggulan operasional melalui penerapan teknologi yang handal dan efisien.
  4. Menjaga resiko yang behubungan dengan penerapan pada tingkat yang masih bisa ditoleransi mengoptimalkan biaya penggunaan it service dan teknologi
Komponen-Komponen COBIT :
  1. Executive Summary
  2. Framework
  3. Control Objective
  4. Audit Guidelines
  5. Management Guidelines
  6. Control Practices

Adakah tools lain untuk melakukan audit TI (Teknologi Informasi)?

Tool-tool yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan Audit Teknologi Informasi. Tidak dapat dipungkiri, penggunaan tool-tool tersebut memang sangat membantu Auditor Teknologi Informasi dalam menjalankan profesinya, baik dari sisi kecepatan maupun akurasinya.

Berikut beberapa software yang dapat dijadikan alat bantu dalam pelaksanaan audit teknologi informasi :

A. ACL 
ACL (Audit Command Language) merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) yang sudah sangat populer untuk melakukan analisa terhadap data dari berbagai macam sumber.
ACL for Windows (sering disebut ACL) adalah sebuah software TABK (TEKNIK AUDIT BERBASIS KOMPUTER) untuk membantu auditor dalam melakukan pemeriksaan di lingkungan sistem informasi berbasis komputer atau Pemrosesan Data Elektronik.

B.Picalo
Picalo merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) seperti halnya ACL yang dapat dipergunakan untuk menganalisa data dari berbagai macam sumber.Picalo bekerja dengan menggunakan GUI Front end, dan memiliki banyak fitur untuk ETL sebagai proses utama dalam mengekstrak dan membuka data, kelebihan utamanya adalah fleksibilitas dan front end yang baik hingga Librari Python numerik.

Berikut ini beberapa kegunaannya :

  • Menganalisis data keungan, data karyawan
  • Mengimport file Excel, CSV dan TSV ke dalam database
  • Analisa event jaringan yang interaktif, log server situs, dan record sistem login
  • Mengimport email kedalam relasional dan berbasis teks database
  • Menanamkan kontrol dan test rutin penipuan ke dalam sistem produksi.
C. Powertech Compliance Assessment
Powertech Compliance Assessment merupakan automated audit tool yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark user access to data, public authority to libraries, user security, system security, system auditing dan administrator rights (special authority) sebuah serverAS/400.

D. Nipper 
Nipper merupakan audit automation software yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark konfigurasi sebuah router. Nipper (Jaringan Infrastruktur Parser) adalah alat berbasis open source untuk membantu profesional TI dalam mengaudit, konfigurasi dan mengelola jaringan komputer dan perangkat jaringan infrastruktur.

E. Nessus
Nessus merupakan sebuah vulnerability assessment software, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mengecek tingkat vulnerabilitas suatu sistem dalam ruang lingkup keamanan yang digunakan dalam sebuah perusahaan

F. Metasploit
Metasploit Framework merupakan sebuah penetration testing tool, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mencari celah keamanan.

G. NMAP
NMAP merupakan open source utility untuk melakukan security auditing. NMAP atau Network Mapper, adalah software untuk mengeksplorasi jaringan, banyak administrator sistem dan jaringan yang menggunakan aplikasi ini menemukan banyak fungsi dalam inventori jaringan, mengatur jadwal peningkatan service, dan memonitor host atau waktu pelayanan. Secara klasik Nmap klasik menggunakan tampilan command-line, dan NMAP suite sudah termasuk tampilan GUI yang terbaik dan tampilan hasil (Zenmap), fleksibel data transfer, pengarahan ulang dan tools untuk debugging (NCAT) , sebuah peralatan untuk membandingan hasil scan (NDIFF) dan sebuah paket peralatan analisis untuk menggenerasikan dan merespon (NPING)

H. Wireshark
Wireshark merupakan aplikasi analisa netwrok protokol paling digunakan di dunia, Wireshark bisa mengcapture data dan secara interaktif menelusuri lalu lintas yang berjalan pada jaringan komputer, berstandartkan de facto dibanyak industri dan lembaga pendidikan.


Sumber:
https://triwahyubozs.wordpress.com/2013/01/23/apa-yang-anda-ketahui-mengenai-cobit-control-ojective-for-information-and-related-technology/
http://billymerkava.blogspot.com/2013/01/adakah-tools-lain-untuk-melakukan-audit.html


Minggu, 06 Januari 2019

PRETEST

Pengendalian internal telah mengalami perubahan dari konsep 'ketersediaan pengendalian' ke konsep 'proses pencapaian tujuan'. Apakah maksud dari konsep 'Proses Pencapaian Tujuan' tersebut?

Konsep 'Proses Pencapaian Tujuan' merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan dengan menggunakan perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.   

Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terogranisasi, dan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Orang yang bertanggung jawab atas terlaksananya tujuan dari suatu kegiatan manajemen disebut manajer.

Dengan konsep Proses Pencapaian Tujuan, disadari bahwa intelektubualitas tidak lagi terletak pada pucuk pimpinan, tetapi pada lapisan bawah. Mereka yang dekat dengan konsumen yang paling mengerti dengan kebutuhan pasar. Pengorganisasian yang paling tepat untuk kondisi seperti ini adaah pengorganisasian oker simponi. Organisasi ini sepenuhnya akan dgerakan oleh dinamika para pekerja (ujung tombak) sesuai spesialisasi masing-masing.


POSTTEST

Pengendalian TI didefinisikan sebagai suatu pernyataan hasil yang diingikan atau maksud yang dicapai oleh prosedur pengendalian implementasi dalam kegiatan TI khusus. (Terdapat 15 area pengendalian,sebutkan dan jelaskan)

1. Integritas Sistem
Sebuah sistem yang didalamnya terdiri atas pilar-pilar yang mana didalam masing-masing pilar tersebut terdapat pelaksanaan yang menjungjung tinggi integritas demi institusi tersebut.

2. Manajemen Sumber Daya
Suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Pengendalian Perubahan Software Aplikassi dan Software Sistem
  • Menentukan adanya keterlibatan dan persetujuan user dalam hal adanya perubahan terhadap software aplikasi dan software sistem.
  • Setiap pengembangan dan perbaikan aplikasi harus melalui proses formal dan di dokumentasi serta telah melalui tahapan-tahapan pengembangan sistem yang dibakukan dan disetujui.
4. Backup dan Recovery
  • Demi kelangsungan usaha, harus tersedia data processing disaster recovery planning (rencana pemulihan data dan pusat sistem informasi apabila terjadi kehancuran).
  • Baik berupa backup dan pemulihan normal, maupun rencana contingency untuk kerusakan pusat SI (lokasi gedung, peralatanya, SDM-nya maupun manualnya).
5. Contigency Planning
  • Perencanaan yang komprehensif di dalam mengantisipasi terjadi ancaman terhadap fasilitas pemrosesan SI. 
  • Dimana sebagian besar komponen utama dari disaster recovery plan telah dirumuskan dengan jelas, telah dikoordinasi dan disetujui, seperti critical application systems, identifikasi peralatan, dan fasilitas penunjang Hardware, sistem software, dan sebagainya.
6. System Software Support
  • Pengukuran pengendalian dalam pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan dari software sistem operasi, biasanya lebih canggih dan lebih cepat perputarannya dibandingkan dengan software aplikasi dengan ketergantungan yang lebih besar kepada staf teknik untuk integritas fungsionalnya.
  • Pengukuran kendali pengamanan aplikasi individu maupun pengamanan logika sistem secara menyeluruh (systemwide logical security).
7. Dokumentasi
  • Integritas dan ketersediaan dokumen operasi, pengembangan aplikasi, user dan software sistem, 
  • Diantaranya dokumentasi program dan sistem, buku pedoman operasi dan penjadwalan operasi. 
  • Untuk setiap aplikasi sebaiknya tersedia dokumentasi untuk tiap jenjang user.
8. Pelatihan atau Training
  • Adanya penjenjagan berdasarkan kemampuan untuk seluruh lapisan manajemen dan staf, dalam hal penguasaannya atas aplikasi-aplikasi dan kemampuan teknisnya.
  • Serta rencana pelatihan yang berkesinambungan.
9. Administrasi
  • Struktur organisasi dan bagannya, rencana strategis, tanggungjawab fungsional, job description, sejalan dengan metoda job accounting dan/atau charge out yang digunakan.
  • Termasuk didalamnya pengukuran atas proses pengadaan dan persetujuan untuk semua sumber daya SI.
10. Pengendalian Lingkungan dan Keamanan Fisik
  • Listrik, peyejuk udara, penerang ruangan, pengaturan kelembaban, serta kendali akses ke sumber daya informasi.
  • Pencegahan kebakaran, ketersediaan sumber listrik cadangan,
  • Juga pengendalian dan backup sarana telekomunikasi
11. Operasi
  • Diprogram untuk merespon permintaan/keperluan SO.
  • Review atas kelompok SO berdasarkan job schedulling, review yang terus-menerus terhadap operator, retensi terhadap console log message, dokumentasi untuk run/restore/backup atas seluruh aplikasi.
  • Daftar personel, dan nomor telepon yang harus dihubungi jika muncul masalah SO, penerapan sistem sift dan rotasi serta pengambilan cuti untuk setiap operator.
12. Telekomunikasi
  • Review terhadap logical and physical access controls,
  • Metodologi pengacakan (encryption) terhadap aplikasi electronic data interchange (EDI).
  • Adanya supervisi yang berkesinambungan terhadap jaringan komputer dan komitmen untuk ketersediaan jaringan tersebut dan juga redundansi saluran telekomunikasi.
13. Program Libraries
  • Terdapat pemisahan dan prosedur pengendalian formal untuk application source code dan compiled production program code dengan yang disimpan di application test libraries development.
  • Terdapat review atas prosedur quality assurance.
14. Application Support
  • Bahwa proses tetap dapat berlangsung walaupun terjadi kegagalan sistem.
  • Sejalan dengan kesinambungan proses untuk inisiasi sistem baru, manajemen proyek, proses pengujian yang menyeluruh antara user dan staf SI.
  • Adanya review baik formal maupun informal terhadap tingkat kepuasan atas SDLC yang digunakan.
15. Microcomputer Controls
  • Pembatasan yang ketat dalam pengadaan, pengembangan aplikasi, dokumentasi atas aplikasi, produksi maupun aplikasi dengan misi yang kritis, sekuriti logika, dan fisik terhadap microcomputer yang dimiliki,
  • Serta pembuatan daftar inventaris atas hardware, software, serta legalitas dari software untuk menghindari tuntutan pelanggaran hak cipta.
Sumber :

https://karimahmutiara.wordpress.com/2017/12/10/area-pengendalian-ti/
http://laisanurin.blogspot.com/2014/01/konsep-proses-pencapaian-tujuan.html
https://rahmadewi30.wordpress.com/2018/01/03/konsep-proses-pencapaian-tujuan/

Sabtu, 17 November 2018

Pengendalian/kontrol (control) adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mencegah (prevents), mendeteksi (detects), atau mengkoreksi kebenaran (keabsahan) suatu peristiwa / kegiatan sesuai dengan aturan / hukum.

Tiga aspek kata kunci pada kontrol sistem yaitu:

1. Pengendalian adalah sebuah sistem, yang dimaksud bahwa suatu kontrol terdiri dari sekumpulan komponen yang saling berelasi dan berfungsi secara bersama-sama untuk menyelesaikan suatu maksud atau tujuan.
2. Keabsahan / kebenaran dari suatu kegiatan, yang dimaksud bahwa keabsahan kegiatan dapat muncul jika tidak ada otoritas (unauthorized), tidak akurat (inaccurate), tidak lengkap (incomplete), redundansi (redundant), tidak efektif (ineffective) atau tidak efisien (inefficient) pemasukan data kedalam sistem.
3. Pemeriksaan digunakan untuk mencegah (prevent), mendeteksi (detect), atau mengoreksi (correct) kejadian / peristiwa yang tidak sesuai dengan aturan / hukum (unlawful events).

Langkah-langkah perencanaan audit:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

 Lingkungan pengendalian memberikan nada pada suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian dari para anggotanya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen Pengendalian Internal lainnya, memberikan disiplin dan struktur.

2. Perkiraan Resiko (Risk Assessment)

 
    Seluruh entitas menghadapi berbagai macam resiko dari luar dan dalam yang harus ditaksir. Prasyarat dari Risk Assessment adalah penegakan tujuan, yang terhubung antara tingkatan yang berbeda, dan konsisten secara internal. Risk Assessment adalah proses mengidentifikasi dan menganalisis resiko-resiko yang relevan dalam pencapaian tujuan, membentuk sebuah basis untuk menentukan bagaimana resiko dapat diatur. Karena kondisi ekonomi, industri, regulasi, dan operasi selalu berubah, maka diperlukan mekanisme untuk mengidentifikasi dan menghadapi resiko-resiko spesial terkait dengan perubahan tersebut.

3. Aktivitas Pemeriksaan (Control Activities)

 
   Control Activities adalah kebijakan dan prosedur membantu meyakinkan manajemen bahwa arahannya telah dijalankan. Control Activities membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil dalam menghadapi resiko sehingga tujuan entitas dapat tercapai. Control Activities terjadi pada seluruh organisasi, pada seluruh level, dan seluruh fungsi.

4. Komunikasi dan Informasi (Information and Communication)

 
   Informasi yang bersangkutan harus diidentifikasi, tergambar dan terkomunikasi dalam sebuah form dan timeframe yang memungkinkan orang-orang menjalankan tanggung jawabnya. Sistem informasi menghasilkan laporan, yang berisi informasi operasional, finansial, dan terpenuhinya keperluan sistem, yang membuatnya mungkin untuk menjalankan dan mengendalikan bisnis. Informasi dan Komunikasi tidak hanya menghadapi data-data yang dihasilkan internal, tetapi juga kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi yang diperlukan untuk memberikan informasi dalam rangka pembuatan keputusan bisnis dan laporan eksternal. Komunikasi yang efektif juga harus terjadi dalam hal yang lebih luas, mengalir ke bawah, ke samping dan ke atas organisasi. Seluruh personel harus menerima dengan jelas pesan dari manajemen teratas bahwa pengendalian tanggung jawab diambil dengan serius. Para personel harus mengerti peran mereka dalam sistem pengendalian internal, sebagaimana mereka mengerti bahwa kegiatan individu mereka berhubungan dengan pekerjaan orang lain. Mereka harus memiliki niat untuk mengkomunikasikan informasi yang signifikan kepada atasannya. Selain itu juga dibutuhkan komunikasi efektif dengan pihak eksternal, seperti customer, supplier, regulator, dan Pemegang Saham.

5. Pengawasan (Monitoring)

 
   Sistem pengendalian internal perlu diawasi, sebuah proses untuk menentukan kualitas performa sistem dari waktu ke waktu. Proses ini terselesaikan melalui kegiatan pengawasan yang berkesinambungan, evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya. Kegiatan ini termasuk manajemen dan supervisi yang reguler, dan kegiatan lainnya yang dilakukan personel dalam menjalankan tugasnya. Luas dan frekuensi evaluasi terpisah, akan tergantung pada terutama penaksiran resiko dan efektifnya prosedur monitoring yang sedang berlangsung.


Sumber :

Audit Sistem Informasi 

   Menurut Ron Weber (1999,10) “Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien”.

 Sedangkan menurut Gondodiyoto (2003,p.15) “Audit sistem informasi merupakan suatu pengevaluasian untuk mengetahui bagaimana tingkat kesenian antara aplikasi sistem informasi dengan prosedur yang telah ditetapkan dan mengetahui apakah suatu sistem informasi telah didesain dan diimplementasikan secara efektif, efesien, dan ekonomis, memiliki mekanisme pengamanan asset yang memadai serta menjamin integritas yang memadai."

 Sehingga dapat disimpulkan bahwa Audit Sistem Informasi merupakan sebuah proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem informasi dapat melindungi aset, menjaga integritas data, dan memungkinkan tujuan suatu organisasi tercapai secara efektif dengan menggunakan sumber daya secara efisien. Dalam pelaksaannya digunakan etika profesi yang dirumuskan oleh organisasi profesi ISACA (Information System Audit and Control Association).

  Audit sistem informasi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi perusahaan untuk mengetahui apakah suatu pengendalian dalam sistem informasi di sebuah organisasi tersebut tujuannya sudah tercapai atau belum.

 Tahapan Audit Sistem Informasi 

 a) Perencanaan Audit (Planning The Audit)
 b) Pengujian Pengendalian (Test Of Controls)
 c) Pengujian Transaksi (Test Of Transaction)
 d) Pengujian Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil (Tests Of Balances or Overal Result)
 e) Penyelesaian / Pengakhiran Audit (Completion Of The Audit)

Tujuan Audit Sistem Informasi

Terdapat 4 tujuan Audit Sistem Informasi, yaitu:

1. Mengamankan Asset
   Asset yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup hardware, software, manusia, file data, dokumentasi sistem dan peralatan pendukung lainnya.

2.Menjaga Integritas Data
   Integritas data berarti data memiliki kelengkapan, baik dan dapat dipercaya, data bersifat murni dan ketelitian. Jika tidak dapat menjaga integritas data, organisasi tidak dapat mengungkap suatu kejadian seperti apa adanya. 

3.Menjaga Efektifitas Sistem
   Sistem informasi dapat dikatan efektif apabila sistem tersebut dapat mencapai tujuannya. Biasanya audit yang memiliki efektifitas sistem yang baik dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan. Evaluasi ini akan memberikan masukan bagi pengambil keputusan apakah kinerja sistem layak dipertahannkan atau harus ditingkatkan atau dimodifikasi, sehingga harus dicarikan penggantinya yang sesuai dan mendukung tujuan perusahaan.

4.Efisiensi Sumber Daya
   Sumber daya dikatakan efisien jika penggunaannya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem informasi menggunakan berbagai sumber daya, seperti mesin, dan segala perlengkapannya, perangkat lunak, sarana komunikasi dan tenaga kerja yang mengoperasikan sistem tersebut.

Sumber: 

Senin, 22 Januari 2018


Video ini dikerjaan bersamaan dengan


Sabtu, 14 Oktober 2017

Pengantar Teknologi Sistem Cerdas #

Jurnal “Perancangan dan Implementasi Robot Cerdas Pemadam Api”



            Apakah bisa membuat mesin menjadi cerdas? Ya, kita dapat membuat mesin apapun menjadi cerdas dengan memberikan kombinasi komponen prosesor sebagai otak, algoritma sebagai pikiran dan logika, serta sensor-sensor sebagai indera. Dengan ketiga komponen ini kita dapat membuat mesin menjadi cerdas, dalam kata lain cerdas merujuk pada kemampuan mesin tersebut untuk menyelesaikan masalah dengan algoritma yang sudah ditentukan, jadi sebenarnya mesin tersebut tidak memiliki pikiran yang berjalan sendiri, melainkan set instruksi atau algoritma bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan keadaan tertentu.

             Contoh disini adalah mesin berupa robot cerdas pemadam api, mesin ini akan mendeteksi panas dan tingkat cahaya dari api dan melakukan perhitungan sensorik, data akan dimasukkan kedalam proses algoritma, dan pada akhirnya mengeluarkan output berupa instruksi untuk menjalankan motor yang menggerakkan mesin tersebut serta memadamkan api.

             Dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mesin dapat menjadi cerdas, tetapi cerdas dalam melakukan penyelesaian masalah dimana masalah tersebut adalah dasar dari desain mesin tersebut, tentunya kita tidak bisa membuat mesin pemadam api untuk membuat kopi setiap pagi hari secara otomatis atau membangunkan kita untuk mengerjakan tugas tiap malam secara otomatis. Mesin harus diprogram, diberikan algoritma, diberikan sensor-sensor untuk merasakan dunia, diberikan pusat pemroses data, dan hal-hal lain agar menjadi cerdas dalam penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan dan desainnya.

              Apakah kita mampu membuat suatu mesin yang lebih cerdas dari manusia? Mungkin, tetapi untuk saat ini masih belum memungkinkan karena seperti yang saya tuliskan diatas bahwa mesin bekerja dengan set instruksi yang sudah diprogram sebelumnya, dimana untuk menjadi lebih cerdas dari manusia mesin haruslah mempunyai pikiran yang berjalan sendiri, tidak hanya menjalankan set instruksi, mesin harus memiliki intuisi untuk melebihi kapasitas manusia sebagai pencipta mesin tersebut.

             Jika suatu mesin dapat melakukan pemikirannya sendiri dan memiliki emosi maka mesin tersebut dapat dikatakan hidup dan memiliki kecerdasan lebih dari manusia, dengan kemampuan mesin untuk menghitung dengan cepat dan melakukan tugas berulang-ulang dengan tepat maka kecerdasan tadi akan melewati kecerdasan manusia, apalagi jika mesin tersebut saling terhubung, maka kecerdasan akan meningkat secara eksponensial, sebagaimana manusia melakukan interaksi sosial, tetapi dalam kecepatan, akurasi, dan efisiensi yang jutaan kali lipat.


Sumber : http://telekontran.te.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/volume-1/telekontran-vol-1-no-1-januari-2013-paper-6-rodi-hartono.pdf/pdf/telekontran-vol-1-no-1-januari-2013-paper-6-rodi-hartono.pdf


Sabtu, 06 Mei 2017

Download Jurnal : Disini

Popular Posts